Info Pembelian unit condotel
Hubungi: 081318183105
atau email: fight4faith77@gmail.com
Sejarah Lembang yang dikutip infonya dari beberapa media yang mengangkat sejarah daerah yang kini telah menjadi pusat wisata, di Kabupaten Bandung Barat. Berkunjung ke Lembang, selain melepas penat sambil menikmati panorama alam, tak ada salahnya jika mengunjungi beberapa tempat bersejarah daerah yang menjadi distrik teh pada 17 Juni 1882 ini. Wilayah Lembang, Kabupaten Bandung Barat tak hanya kaya akan wisata alamnya. Namun, daerah yang didirikan pada 1882 itu sarat akan peninggalan sejarah.
Lembang adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Indonesia. Kecamatan Lembang berada pada ketinggian antara 1.312 hingga 2.084 meter di atas permukaan laut. Titik tertingginya ada di puncak Gunung Tangkuban Parahu. Sebagai daerah yang terletak di pegunungan, suhu rata-rata berkisar antara 17°-27 °C. (sumber: Wikipedia sejarah Lembang, Bandung Barat)
Komplek Alun-alun Lembang, Kabupaten Bandung Barat, menyerupai kebanyakan alun-alun di Pulau Jawa yang terkena pengaruh Kerajaan Mataram. Sebagai pusat administrasi dan sosial budaya masyarakat pada masanya, di sekitar alun-alun umumnya terdapat pohon beringin. Di sekelilingnya juga ada masjid, (bekas) tempat tinggal penguasa, pendopo, sampai penjara kecil. "Yang menarik, pendopo di Lembang ini tertutup. Enggak terbuka seperti pendopo lainnya. Mungkin cuma di sini pendopo yang tertutup, karena cuaca di Lembang yang dingin".
Secara historis, Lembang termasuk kota tua di Priangan. Statusnya pernah setara dengan Bandung, sebagai onderdistrik di bawah Distrik Ujungberung Kulon. Selain Lembang, distrik tersebut membawahi Bandung, Andir, dan Balubur. Dasarnya ialah keputusan Gubernur Jenderal Frederik s'Jakob tertanggal 16 Oktober 1882 Staatsblad Nomor 252. Pada 1926, Lembang bahkan diubah menjadi distrik, dengan onderdistrik Lembang, Cipaganti, dan Cisarua. (sumber: www.pikiran-rakyat.com)
Marlia Nur Alifa, Wakil Ketua Lembang Heritage menjelaskan, Lembang merupakan daerah sisa genangan danau Bandung purba. Penamaan Lembang berasal dari kata "ngalembang", yang berarti air menggenang. Pada 1882, Lembang secara de facto didirikan sebagai distrik perkebunan teh. Sayangnya, kata Marlia, saat ini tak ada bangunan yang tersisa di Lembang yang menunjukkan keberadaan produksi teh. Padahal dulu, perkebunan teh terhampar di daerah Punclut, sedangkan pabriknya berada di daerah Ciumbuleuit.
Liputan6.com, Bandung - Puluhan peserta Historical Trips Bandung, Minggu pertengahan Februari lalu menyusuri sejumlah tempat bersejarah Lembang, salah satu kecamatan di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Kegiatan itu dilaksanakan untuk mengenal kembali masa lalu wilayah yang dulunya bergabung dengan Distrik Ujungberung Kulon tersebut. Lembang memiliki sejarah yang dimana banyak kisah yang bisa didapatkan dengan melihat 7 tempat bersejarah sebagai berikut:
Berawal dari Hotel. Grand Hotel Lembang adalah tempat pertama yang dikunjungi. Berusia 102 tahun, hotel ini mulai beroperasi tahun 1918. Dibangun di sebuah lahan di kaki Gunung Tangkuban Parahu seluas 7 hektare. "Dulunya tanpa pakai Grand atau Hotel Lembang saja. Bangunan ini memiliki latar belakang sejarah yang panjang. Dikenal sejak zaman kolonial Belanda, seakan menjadi saksi bisu peradaban orang-orang Eropa khususnya Belanda pada saat itu," kata penutur wisata, Malia Nur Alifa. Para peserta dibawa ke ruangan depan hotel. Malia menyebutkan, ruangan ini dulunya dipakai menjadi gudang garam oleh tentara Jepang. Kemudian ruangan diubah menjadi restoran dan kini dipakai sebagai tempat meeting. Awalnya, tanah hotel dibeli dari keluarga Ursone. Keluarga ini merupakan orang Italia pertama yang mendatangi tanah Priangan di tahun 1895. Sebagai salah satu bukti peninggalan Ursone di hotel ini adalah patung marmer yang kondisinya masih terawat dengan sangat baik. (sumber: https://www.liputan6.com/regional/read/3338823/jelajah-7-tempat-bersejarah-di-lembang-bandung)
Rumah Keluarga Ursone. Dua sosok yang tak bisa lepas dari sisi historis Lembang adalah Franz Wilhelm Junghuhn dan Ursone. Junghuhn adalah pelopor budi daya tanaman kina yang pada masanya berhasil mengangkat pamor Kota Bandung sebagai penghasil kina terbesar di dunia. Sedangkan keluarga Ursone adalah yang memelopori peternakan sapi perah, sehingga Lembang terkenal sebagai penghasil susu hingga saat ini. Hingga saat ini tercatat ada 4.200 peternak sapi yang tergabung dalam Koperasi Peternak Susu Bandung Utara (KPSBU). (sumber: https://www.liputan6.com/regional/read/3338823/jelajah-7-tempat-bersejarah-di-lembang-bandung). Selain memiliki peternakan sapi, keluarga Ursone ini juga memiliki 12 perusahaan antara lain adalah sebuah toko marmer di bilangan Banceuy bernama Carrara.
Keluarga ursone Pemilik tanah baruajak lembang |
Eks bos besar Lembang ini pernah menempati rumah yang beralamat di Jalan Ajak Baru. Gaya rumah yang tak biasa ini juga punya halaman yang luas, meski kondisinya kini kurang terawat dan terlihat rapuh. "Bahan utama rumahnya terbuat bambu yang ditumpuk. Plesternya bukan acian semen seperti sekarang ini, tapi pakai abu gosok dan putih telur," ucap Malia. Selain memiliki rumah, keluarga Ursone juga menghibahkan 16 hektare tanahnya untuk pembangunan peneropongan bintang Bosscha.
Rumah Dennis. Rumah di Jalan Bayangkara II adalah milik tuan Dennis, seorang Inggris yang juga merupakan pimpinan Dennis Bank (BJB Jalan Naripan sekarang). Rumah yang sekarang sangat tidak terawat ini menghadap ke arah timur dengan pemandangan menghadap ke arah patahan Lembang bagian timur. Halaman rumah ini lumayan luas dan tepat di baratnya terdapat kompleks asrama polisi. "Rumah ini sekarang dihuni oleh dua keluarga asli Lembang yang sudah menetap dari pascakemerdekaan," tutur Malia. (sumber: https://www.liputan6.com/regional/read/3338823/jelajah-7-tempat-bersejarah-di-lembang-bandung)
Jalan Karmel. Kawasan bersejarah lainnya di Lembang adalah Jalan Karmel. Selain dikenal sebagai tempat kuliner (salah satunya sate karmel), saat ini di kawasan karmel dengan mudah ditemui pemandangan masa kolonial yang kental. Selain rumah-rumah tinggal yang bernuansa kolonial dan jengki terdapat pula Gereja Karmel yang sarat akan sejarah, maka dari itu kawasan ini disebut Jalan Karmel. Menik, salah seorang peserta trip mengatakan, kegiatan penelusuran tempat bersejarah sangat mengasyikkan. "Dari kegiatan ini kita sampai jadi suatu kawasan ada sejarahnya. Otomatis kita harus memiliki dan mengenal sejarah sebuah tempat," kata Menik. (sumber: https://www.liputan6.com/regional/read/3338823/jelajah-7-tempat-bersejarah-di-lembang-bandung).
Kantor PDAM Kec. Lembang. Dari masa kolonial hingga kini masih dipakai sebagai Kantor NV Waterleiding Maatschappij (PDAM sekarang). Dibangun sekitar tahun 1920-an.
Alun-Alun Lembang. Seperti alun-alun lainnya di pulau Jawa yang terkena pengaruh Mataram terdapat masjid, alun-alun, empat buah pohon beringin di setiap sudutnya dan kompleks pendopo dan rumah wedana hingga penjara kecil untuk para penjahat kelas teri. Rumah wedana dan pendopo yang terdapat di sebelah utara diprediksi dibangun tahun 1882 atau dibangun ketika Lembang resmi dikukuhkan sebagai distrik teh pada tanggal 17 Juni 1882. Sayangnya pada Perang Dunia II, masjid yang berada di sebelah barat harus rata dengan tanah karena serangan bom udara Jepang. Persis di bagian utara sebelah kanan kompleks pendopo dan rumah wedana terdapat penjara kecil yang dahulu sering dipakai menahan oarang-orang dengan tingkat kriminalitas yang ringan.
SMPN 1 Lembang. Warga lembang dahulu sering menyebut kawasan SMP N 1 Lembang ini sebagai "Gedong Luhur", mungkin karena memang letaknya yang berada di atas Jalan Raya Lembang. Dahulu merupakan sebuah rumah tinggal milik keluarga Belanda dan pada masa bersiap hingga tahun 1964 dipakai sebagai kawasan asrama polisi. Baru sekitar tahun 1965 dipakai menjadi SMP N 1 Lembang hingga kini.
Jalan Karmel. Kawasan bersejarah lainnya di Lembang adalah Jalan Karmel. Selain dikenal sebagai tempat kuliner (salah satunya sate karmel), saat ini di kawasan karmel dengan mudah ditemui pemandangan masa kolonial yang kental. Selain rumah-rumah tinggal yang bernuansa kolonial dan jengki terdapat pula Gereja Karmel yang sarat akan sejarah, maka dari itu kawasan ini disebut Jalan Karmel. Menik, salah seorang peserta trip mengatakan, kegiatan penelusuran tempat bersejarah sangat mengasyikkan. "Dari kegiatan ini kita sampai jadi suatu kawasan ada sejarahnya. Otomatis kita harus memiliki dan mengenal sejarah sebuah tempat," kata Menik. (sumber: https://www.liputan6.com/regional/read/3338823/jelajah-7-tempat-bersejarah-di-lembang-bandung).
Kantor PDAM Kec. Lembang. Dari masa kolonial hingga kini masih dipakai sebagai Kantor NV Waterleiding Maatschappij (PDAM sekarang). Dibangun sekitar tahun 1920-an.
Alun-Alun Lembang. Seperti alun-alun lainnya di pulau Jawa yang terkena pengaruh Mataram terdapat masjid, alun-alun, empat buah pohon beringin di setiap sudutnya dan kompleks pendopo dan rumah wedana hingga penjara kecil untuk para penjahat kelas teri. Rumah wedana dan pendopo yang terdapat di sebelah utara diprediksi dibangun tahun 1882 atau dibangun ketika Lembang resmi dikukuhkan sebagai distrik teh pada tanggal 17 Juni 1882. Sayangnya pada Perang Dunia II, masjid yang berada di sebelah barat harus rata dengan tanah karena serangan bom udara Jepang. Persis di bagian utara sebelah kanan kompleks pendopo dan rumah wedana terdapat penjara kecil yang dahulu sering dipakai menahan oarang-orang dengan tingkat kriminalitas yang ringan.
SMPN 1 Lembang. Warga lembang dahulu sering menyebut kawasan SMP N 1 Lembang ini sebagai "Gedong Luhur", mungkin karena memang letaknya yang berada di atas Jalan Raya Lembang. Dahulu merupakan sebuah rumah tinggal milik keluarga Belanda dan pada masa bersiap hingga tahun 1964 dipakai sebagai kawasan asrama polisi. Baru sekitar tahun 1965 dipakai menjadi SMP N 1 Lembang hingga kini.
No comments:
Post a Comment